Warga Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang tengah digegerkan atas isu adanya aliran sesat di daerahnya. Dalam video berdurasi 18 detik itu terlihat sejumlah orang, pria dan wanita duduk mengelilingi sebuah makam, dan seekor anjing hitam yang disebut-sebut menjadi bagian dari ritual. (Foto : kompas.com)

Warta21.com – Sebuah ritual sesat membuat geger masyarakat Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Hal itu diketahui warga setelah video yang memperlihatkan aktivitas diduga ritual sesat beredar melalui pesan berantai di media sosial. Dalam video berdurasi 18 detik itu terlihat sejumlah orang, pria dan wanita, duduk mengelilingi sebuah makam di sebuah ruangan. Ada pula seekor anjing hitam di sana. Orang-orang yang berada di situ terlihat membacakan doa-doa.

 

Pemimpin kelompok ritual sesat

Berdasarkan informasi dari warga setempat, orang-orang dalam video tersebut adalah kelompok yang dipimpin oleh warga Desa Cibugel bernama Aliyudin. Menanggapi video yang beredar, Camat Cisoka Encep Sahayat mengatakan bahwa pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) telah bertemu dengan Aliyudin.

Encep berujar, ritual yang dilakukan Aliyudin dan kelompoknya tidak sesuai dengan kaidah Islam. “Kami dari Forkopimcam dan Koramil, Polsek, serta MUI telah melakukan rapat koordinasi dengan pemilik atau pemimpin tempat ritual itu, Aliyudin. Hasilnya, ritual itu tidak sesuai dengan kaidah Islam,” ujar Encep saat dikonfirmasi, Kamis (16/2/2023).

Ritual sesat bukan aliran sesat

Sekretaris MUI Kabupaten Tangerang Nur Alam mengatakan, aktivitas yang dilakukan sekelompok orang di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, bukanlah aliran sesat. Sebab, kegiatan yang dipimpin warga bernama Aliyudin itu tak memenuhi 10 kriteria aliran sesat. “Pada dasarnya, setelah diinvestigasi, setelah dikaji, memang tidak ada hal-hal yang masuk kriteria aliran sesat,” kata Nur, Kamis. “Jadi tidak ada yang melanggar dari salah satu 10 kriteria aliran sesat,” imbuh dia.

Meski bukan aliran sesat, Nur menegaskan bahwa kegiatan sekelompok orang itu tak sesuai ajaran agama Islam. “Hanya salah di dalam mempraktikkan ibadah, ritualnya, terutama tawasulannya itu,” tegas Nur.

Nur menambahkan, selama ini, jika ada hal-hal berbeda dalam penerapan ibadah suatu agama, termasuk Islam, MUI tidak bisa serta-merta langsung menganggap perbedaan itu sebagai aliran sesat. MUI akan mengkaji dan meneliti terlebih dahulu praktik apa pun yang meresahkan masyarakat atau praktik ibadah agama tertentu yang dilaporkan berbeda dari ibadah pada umumnya. MUI pun mengkaji kegiatan di Desa Cibugel yang dianggap masyarakat sebagai ritual sesat.

“Setelah tahap investigasi, setelah diteliti, setelah kami terima apa jawaban mereka, yang mereka masih meyakini, mereka tetap bersyahadat, tidak ada yang melenceng dari rukun Islam, hanya keliru saja dalam pelaksanaan ritual, jadi itu keinginannya sendiri saja,” jelas Nur.

Makam palsu

Makam yang dikelilingi oleh sekelompok orang dalam ritual sesat di Desa Cibugel, Kecamtan Cisoka, Kabupaten Tangerang, adalah makam palsu. Nur mengatakan, makam palsu itu diakui sendiri oleh pemimpin ritual sesat, yakni Aliyudin, saat diinvestigasi. “Bukan makam asli, hanya buatan saja,” ujar dia.

Nur berujar, sejumlah jemaah yang mengikuti ritual sesat Aliyudin duduk mengelilingi sebuah makam dan berdoa. Makam tersebut buatan Aliyudin sendiri.

“Jadi maksud mereka bangun kuburan itu hanya untuk mengingatkan saja bahwa kalau mati akan dikubur seperti itu,” ujar Nur.

“Maksudnya mereka bangun semacam gundukan kuburan itu supaya ingat mati saja, ‘Ini kuburan untuk diri saya, untuk anak saya, jadi untuk mengingat atas kematian’, dia (Aliyudin) bilang seperti itu,” tambah dia.

Ritual sesat sudah berlangsung setahun Berdasarkan penelitian MUI, mereka mendapati bahwa ritual sesat di Desa Cibugel ini sudah berlangsung cukup lama.

“Kalau tidak salah, sudah hampir satu tahun, dan baru terdeteksi akhir-akhir ini,” ujar Nur. Menurut Nur, aktivitas ritual sesat di Desa Cibugel ini baru ketahuan setelah salah satu pengikutnya terdeteksi di daerah Kecamatan Balaraja. Meskipun sudah melakukan penelusuran, pengkajian dan investigasi, Nur mengaku, pihaknya masih terus mendalami berbagai hal terkait ritual sesat ini.

Sementara itu, pihak MUI juga belum bisa memastikan seberapa banyak jumlah pengikut dari ritual sesat ini. Baca juga: MUI Sebut Ritual Sesat di Desa Cibugel Tangerang Sudah Berlangsung Setahun Kelompok ritual sesat akui salah Nur menuturkan, kelompok yang menggelar ritual sesat di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang telah mengakui bahwa perbuatan mereka salah.

“Atas kekeliruannya itu juga mereka sudah mengakui kesalahannya dan mengakui kekeliruannya, dan sudah meminta maaf kepada masyarakat,” kata dia. Hal ini juga disebutkan oleh Encep. Menurut Encep, setelah menerima saran dan masukan beberapa tokoh agama, Aliyudin dan kelompoknya menyadari bahwa ritual yang mereka lakukan itu salah. Aliyudin pun menghentikan ritual tersebut dan membongkar makam kosong buatannya itu.

“Betul di situ ada makam, namun dipastikan itu bukan makam sungguhan, karena itu buatan sendiri dari Aliyudin. Dan setelah itu, mereka pun melakukan pembongkaran,” jelas Encep.

“Aliyudin pun bersedia untuk menghentikan kegiatan ritual tersebut,” tambah dia.

Sumber : Kompas.com

Baca Juga : Pembunuh Bos Ayam Goreng Ditangkap, Anak yang Diculik Ditemukan di Pos Ronda
Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakPembunuh Bos Ayam Goreng Ditangkap, Anak yang Diculik Ditemukan di Pos Ronda
Artikulli tjetërBos Samsung: Pre Order Galaxy S23 di Asia Tenggara Naik dari Galaxy S22

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini