Ilustrasi Flu Burung. (Foto: okezone.com).

Warta21.com- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat mewaspadai Flu Burung. Saat ini, Flu Burung sudah menimbulkan korban jiwa di Kamboja.

Kemenkes mengatakan, masyarakat perlu mengenali gejala Flu Burung. Gejalanya berupa demam lebih dari 38 derajat Celcius, lemas, batuk, dan nyeri tenggorokan.

“Kemudian, nyeri otot, nyeri perut, nyeri dada, dan diare,” tulis Kemenkes dikutip dari akun medsos resminya @kemenkes_ri, Kamis (2/3).

Menurut Kemenkes, Flu Burung dapat berkembang cepat menjadi penyakit paru berat dengan sesak napas, pneumonia, hingga gangguan sistem pernapasan. Bisa juga gangguan sistem syaraf seperti kejang dan penurunan kesadaran.

“Gejala tersebut disertai adanya riwayat kontak dengan hewan sakit atau mati mendadak,” imbuhnya.

Cara Penularan Flu Burung

Kemenkes mengungkapkan, Flu Burung bisa menular lewat tiga hal. Pertama, kontak langsung dengan sekret atau tinja hewan yang terinfeksi penyakit tersebut.

Kedua, melalui percikan atau droplet dari orang yang sakit. Ketiga, kontak dengan benda yang terkontaminasi virus Influenza.

Menurut Kemenkes, masa inkubasi Flu Burung mulai 1 hingga 7 hari. Namun, umumnya sekitar 3 sampai 5 hari.

“Sampai saat ini, belum terbukti penularan dari manusia ke manusia,” kata Kemenkes.

Pencegahan

Flu Burung bisa dicegah. Menurut Kemenkes, pencegahannya bisa dimulai dari menghindari kontak langsung dengan unggah sakit atau mati mendadak.

Kemudian, menggunakan APD (alat pelindung diri) berupa masker, sarung tangan dan sepatu bots saat membersihkan kandang unggas. Setelah itu, cuci tangan di air mengalir dengan sabun atau disinfektan sesusah kontak dengan unggas.

“Mengonsumsi ayam dan telur yang sudah masa sempurna,” imbuh Kemenkes.

Tak hanya itu, masyarakat perlu menghindari kontak langsung dengan orang sakit yang memiliki riwayat kontak dengan unggas. Sementara bagi peternak dan pengelola unggas, harus selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum menyentuh daerah wajah, mata, mulut, dan hidung.

“Terapkan etika batuk dan bersin, seperti menutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta menggunakan tisu dan membuangnya dengan benar,” pesan Kemenkes.

Pedoman Penanganan Flu Burung

Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b yang ditetapkan pada 24 Februari 2023.

Edaran tersebut meminta dinas kesehatan provinsi, kabupaten/Kota, dan kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia untuk berkoordinasi dan kerja sama dengan instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan serta sektor terkait lainnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian Flu Burung pada manusia.

Pemda juga diminta menyiapkan fasilitas kesehatan untuk penatalaksanaan kasus suspek Flu Burung sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Serta Meningkatkan kapasitas labkesmas untuk pemeriksaan sampel dari kasus dengan gejala suspek Flu Burung.

“Kegiatan surveilans dan Tim gerak Cepat (TGC) terutama dalam mendeteksi sinyal epidemiologi di lapangan, juga perlu ditingkatkan,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.

Terhadap daerah yang menjadi sentinel surveilans influenza like illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) agar meningkatkan kewaspadaan dini untuk penemuan kasus suspek Flu Burung di daerah yang terjadi KLB Avian Influenza pada unggas.

Setiap ditemukan adanya kasus suspek Flu Burung, maka Puskesmas segera melapor dalam waktu kurang dari 24 jam ke dinkes kabupaten/kota melalui sistem Surveilans Berbasis Kejadian dan Sistem Kewaspadaan Dini serta Respons (SKDR).

Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota segera melapor dalam waktu kurang dari 24 jam ke PHEOC Ditjen P2P. Berkoordinasi dengan instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan setempat.

Flu Burung Bisa Jadi Pandemi

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama meminta masyarakat untuk mewaspadai Flu Burung H5N1. Permintaan ini menyusul peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai wabah Flu Burung.

“Walaupun saat ini WHO masih berpendapat bahwa risiko penularan Flu Burung ke manusia masihlah rendah tetapi tentu kita harus tetap waspada,” ujar Tjandra melalui keterangan tertulis, Selasa (14/2).

Menurut dia, setidaknya ada tiga alasan untuk mewaspadai wabah Flu Burung. Pertama, sudah ada prediksi setelah Covid-19 akan terjadi pandemi berikutnya. Hanya saja, belum diketahui pasti kapan akan terjadi dan penyakit apa yang jadi pemicunya.

Kedua, diperkirakan ada tiga jenis penyakit yang akan jadi penyebab pandemi berikutnya. Rinciannya, zoonosis (penyakit yang bersumber dari binatang), berbagai jenis influenza, dan penyakit X.

“Flu Burung H5N1 memang berasal dari binatang atau unggas dan memang adalah jenis influenza,” jelas dia.

Ketiga, Flu Burung kini mulai menyerang bukan saja unggas tetapi juga binatang menyusui. Bahkan, Flu Burung sudah mengalami mutasi.

“Kalau mutasi terus berkelanjutan maka tentu mungkin saja menular ke manusia, yang tentu sangat tidak kita harapkan,” imbuh dia.

Tjandra mengatakan, bila Flu Burung menular ke manusia, maka kemungkinan ada empat hal yang terjadi. Di antaranya, terjadi kasus sporadik atau klaster kecil Flu Burung di masyarakat.

Kemudian, penularan Flu Burung yang terjadi di masyarakat berkelanjutan (sustained human to human tnasmission) sehinga memicu wabah pada komunitas lokal (community-level outbreaks).

Bila keadaan terus tidak terkendali dan penyakit Flu Burung menular luas ke dua regional WHO, maka dapat saja dideklarasikan sebagai keadaan ‘Public Health Emergency of International Concern-PHEIC’ sesuai aturan dalam International Health Regulation (IHR).

“Kalau tidak terkendali akan dapat saja menjadi pandemi,” kata Tjandra.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Suplemen Herbal untuk Bantu Atasi Diabetes

Silahkan berkomentar
Artikulli paraprakHujan Lebat di Sertai Petir di Prakirakan Guyur Kota Surabaya!
Artikulli tjetërBerikut Jadwal MPL ID S11 Week 3, Apakah Sang Macan Bisa Mengalahkan Raja Langit?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini