“Garuda Pertiwi terbang rendah di Haiphong—Thailand pesta gol, Indonesia cari arah angin.”

Vietnam, 6 Agustus 2025 – Timnas Putri Indonesia membuka Grup A Piala AFF Wanita 2025 dengan hasil yang bikin garam lebih lembut dari skor akhir: kalah telak 0-7 dari Thailand. Bermain di Stadion Lach Tray, Haiphong, sore ini, Garuda Pertiwi seolah tak diberi ruang untuk bernapas, apalagi berkicau.

Tertarik baca berita lainnya, kunjungi kami di googlenews

Susunan Pemain

🇮🇩  Timnas Putri Indonesia (Formasi 4-4-2):

  • GK: Laita Ro’ati Massykuroh
  • DF: Rihla Aulia, Remini Rumbewas, Shalika Viandrisa, Vivi Oktavia
  • MF: Feni Binsbarek, Viny Silfianus, Reva Octaviani, Rosdilah Nurrohmah
  • FW: Isa Warps, Marsela Awi
  • Pelatih: Joko Susilo

🇹🇭 Timnas Putri Thailand (Formasi 4-4-2):

  • GK: Pawarisa Homyamyen
  • DF: Pichayatida Manowang, Supaporn Intaraprasit, Rinyaphat Moondong, Natcha Kaewanta
  • MF: Pluemjai Sontisawat, Karnjanathat Phomsiri, Janista Jinantuya, Pinyaphat Klinklai
  • FW: Madison Casteen, Chatchawan Rodthong
  • Pelatih: Futoshi Ikeda

Baca Juga: Barcelona Bungkam Daegu FC 5-0 di Laga Pramusim Terakhir Asia: Parade Gol dan Dominasi Total

Menit ke-6: Duel udara dimenangkan Kanchanathat Phumsri, dan bola sundulannya bikin kiper Indonesia lebih mirip penonton kelas VIP.

Menit ke-18: Maddison Jett Castine meluncurkan tendangan jarak jauh yang sukses melewati antisipasi kiper Indonesia—jika antisipasi itu memang sempat ada.

Thailand tampil seperti perusahaan logistik: mendistribusikan bola, tekanan, dan rasa frustasi ke seluruh area permainan. Sementara Indonesia… ya, tampil. Dan itu saja.

Lawan Berikutnya

Timnas Putri Indonesia akan menghadapi:

  • Vietnam pada Sabtu, 9 Agustus 2025
  • Kamboja pada Selasa, 12 Agustus 2025

https://lynk.id/warta21_/G8l5KwK

Dua laga ini jadi penentu apakah Garuda Pertiwi bisa bangkit dari keterpurukan atau makin tenggelam di dasar klasemen Grup A.

Di balik skor yang menyakitkan, ada pekerjaan rumah besar: manajemen teknik, kesiapan mental, dan tentu saja, penyusunan ulang strategi bermain. Jika sepak bola adalah cermin peradaban, maka mungkin ini saatnya kita koreksi arah pantulan.

Artikulli paraprakDari Magetan ke Mabes: Komjen Dedi Prasetyo Naik Tahta Jadi Wakapolri
Artikulli tjetërCuti Bersama 18 Agustus: Nafas Lega atau Beban Baru?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini